Indonesia terbentuk dari berbagai macam suku yang bertempat tinggal di beberapa pulau berbeda, tentu hal ini yang menjadikan Indonesia adalah Negara yang penuh dengan "Warna". Sulawesi Selatan merupakan salah satu Pulau Besar yang meskipun berada pada pulau yang sama penduduknya memiliki beragam suku yang kesemuanya memiliki ciri khas tersendiri.
Untuk kali ini akan sedikit dibahas mengenai Rumah Adat suku Makassar yang ada di Sulawesi Selatan dan Makassar saat ini juga masih menjadi Ibu Kota Propinsi Sulawesi Selatan ini.
Rumah Adat Suku Makassar
Tiap Rumah adat tentu memiliki Nama atau julukan untuk mempermudah membedakan satu sama lain (seperti yang dibahas diatas, bahwa Indonesia memiliki beragam suku). Maka dalam bahasa Makassar Rumah Adat diatas disebut dengan sebutan Balla (Red: Bola, Bahasa Bugis). Rumah Adat ini bentuknya berupa rumah panggung yang memiliki ketinggian kurang lebih 3 meter yang disangga oleh tiang-tiang yang terbuat dari kayu yang tertata rapi.
Rumah atau Balla bentuknya persegi empat dengan 5 tiang penyangga ke arah belakang dan juga lima tiang penyangga ke arah samping. Terkhusus untuk pemiliki rumah yang memiliki perekonomian tinggi (Bangsawan) biasanya ukurannya lebih besar dengan tiang penyangga 5 ke samping dan 6 atau bahkan lebih menyangga ke arah belakang. Untuk atap Rumah Adat Makassar ini berbentuk mirip pelana yang memiliki sudut lancip dan menghadap ke arah bawah. Dan biasanya bahan dari Atap Rumah Adat Makassar ini terbuat dari Nipah, Rumbia, Bambu, Alang-alang, Ijuk/Sirap.
Pada bagian Puncak atap Rumah Adat Makassar (depan dan belakang) yang berbatasan dengan dinding dan memiliki bentuk segitiga biasa disebut dengan Timbaksela.
Dari Timbaksela inilah kita bisa melihat status derajat kebangsawanan pemiliknya. Timbaksela yang tidak bersusun menandakan pemilik Rumah Adat tersebut adalah orang biasa, dan bila Timbaksela bersusun tiga ke atas, hal tersebut menunjukkan bahwa pemilik Rumah Adat adalah seorang Bangsawan. Dan bila Timbaksela tersebut bersusun lebih dari 5 atau bahkan lebih maka hal ini menandakan bahwa sang pemilik Rumah Adat adalah seorang bangsawan yang memiliki Jabatan di Pemerintahan.
Karena Rumah Adat Makassar ini berbentuk rumah panggung tentu saja akan ada tangga, dan tanggal ini dalam bahasa Makassar disebut dengan istilah Tukak, sedangkan untuk Tukak sendiri ada dua macam:
- Untuk Para Bangsawan. disebut dengan Sapana yang terbuat dari bambu, induk tangga terdiri dari 3 atau 4 anak tangga yang dianyam dan memiliki pegangan atau yang disebut dengan Coccorang.
- Untuk Warga Biasa. disebut dengan Tukak, terdiri dari anak tanggal yang selalu ganjil, induk tangga ada dua dan tidak memiliki pegangan (Coccorang).
Selain aturan-aturan seperti diatas, Rumah Adat Makassar juga memiliki beberapa istilah dalam pembagian ruangannya:
- Teras (Istilah Umum), disebut dengan Dego-Dego yaitu sebuah ruangan kecil yang dekat dengan tangga sebelum masuk dalam Rumah Adat yang biasanya digunakan untuk menunggu pemilik Rumah keluar.
- Badan Rumah biasa disebut dengan Kale Balla yang terdiri dari ruangan (Paddaserang).
- Ruangan yang berbentuk Lorong yang letaknya tepat di samping Kale Balla namun letaknya adalah lebih rendah disebut dengan Tambing.
- Ruang Tamu (Istilah Umum), ruangan yang digunakan untuk menerima tamu dan berada di bagian depat disebut dengan Paddaserang Dallekang.
- Ruang Tengah (Istilah Umum), yang biasanya digunakan untuk kegiatan yang lebih menjaga privasi disebut dengan Paddaserang Tangnga.
- Ruang Belakang (Istilah Umum), yang berfungsi untuk kamar (utamanya kamar anak gadis) disebut dengan Paddaserang Riboko.
- Dapur (Istilah Umum), digunakan untuk kegiatan masak-memasak dan menyimpan beraneka ragam kebutuhan dapur yang tempatnya lebih rendah daripada Paddaserang disebut dengan Balla Pallu.
- Untuk MCK (Mandi Cuci Kakus) pada Rumah Adat Makassar biasanya terpisah dari badan Rumah dan terletak dibelakang. Beberapa memiliki sumur sendiri namun beberapa yang lain menggunakan satu sumur untuk beberapa rumah.
Rumah Adat Makassar kebanyakan tidak menggunakan Plafond dan di bagian atas dinding dibawah atap biasanya dibuatkan sebuah ruangan (Red:Loteng, Umum) yang disebut dengan Pammakkang yang berguna untuk menempatkan benda-benda khusus (Biasanya untuk menyimpan padi yang sudah diap dijadikan beras). Dibagian bawah Rumah Adat juga dibuatkan sebuah ruang yang disebut dengan Siring (ada yang menggunakannya sebagai gudang).
Demikianlah sedikit gambaran mengenai Rumah Adat Makassar, Semoga bisa menambah wawasan dan jika hendak melihat Rumah Adat Makassar atau Balla Lompoa (Red; Rumah Besar) ini masih bisa dinikmati di Kawasan istana Kerajaan Gowa yang terletak di Sulawesi Selatan.
0 komentar